GAMEFINITY.ID, Bandung – Bobby Kotick telah resmi hengkang dari jabatannya sebagai CEO Activision Blizzard pada 29 Desember lalu. Sejak saat itu, banyak dari karyawan, termasuk mantan pengembang Call of Duty, mulai membuka suara tentang kepemimpinannya. Mereka mendeskripsikan lingkungan kerja di perusahaan game raksasa kontroversial itu sebagai kejam dan tiran.
Mantan Pengembang Call of Duty: Game Semakin Buruk karena Keputusan Kotick
Salah satu pihak yang membuka suara adalah Christina Pollock. Pollock mengaku sebagai mantan pengembang Call of Duty selama dua tahun. Ia mendeskripsikan keputusan Kotick memicu game mereka bisa lebih baik tetapi berakhir lebih buruk karena keputusan sang CEO.
i worked on COD for two years as a programmer at demonware
bobby's decisions made our games worse
in my first month it came out he threatened to have an employee killed. in the all-hands that followed, no-one wanted to speak first. so i demanded his firing in front of everyone https://t.co/yhlM5xqPPg
— christina 死神 (@chhopsky) December 29, 2023
“Dalam bulan pertamaku, ternyata dia mengancam akan membunuh seorang karyawan. Setelah pertemuan staff itu, tidak ada yang mau berbicara terlebih dahulu. Jadi aku meminta pemecatannya di hadapan semua orang. Kami butuh melawan orang seperti ini, setiap saat,” tulis Pollock dalam laman X-nya.
Menurut PCGamesN, pernyataan ini mengingatkan pada peristiwa yang terjadi pada tahun 2006. Saat itu, Kotick mengirim sebuah pesan suara di mana ia mengancam membunuh asistennya. Sang CEO akui menyesal pada 2021, namun karyawannya sama sekali tidak menerimanya.
Pollock bukan satu-satunya karyawan konglomerat game di balik Call of Duty itu yang membuka suara. Andy Belford, manager komunitas Activision Blizzard, juga membuka suara. Belford mengaku sang CEO menolak mengatasi keluhan karyawannya. Alhasil, kualitas game mereka menurun akibat keputusan Kotick yang berdampak pada moral.
Breaking my silence to share a fun fact: when we planned OW2’s steam launch, my team warned (months in advance) that we’re going to be review bombed. We begged for more information, more details, and more resources to help us with the anticipated influx, all flatly denied. https://t.co/bALYcb0lg0
— Andy Belford (he/him) 💙 (@andybelford) December 29, 2023
“Membuka suara untuk membagikan fakta menarik: saat kami merencanakan pelunucran Overwatch 2 di Steam, timku memperingkatkan bahwa kita akan di-review bomb. Kami memohon untuk lebih banyak informasi, lebih banyak detail, dan lebih banyak sumber daya untuk membantu kami dalam menghadapinya, semuanya ditolak mentah-mentah,” tulis Belford melalui laman X-nya.
Karyawan Rayakan Hengkangnya Bobby Kotick
Bukan lagi rahasia bahwa Bobby Kotick sudah menuai kontroversi sebagai CEO Activision Blizzard. Titik terendahnya saat terungkap pada Juli 2021 bahwa budaya frat boy dan pelecehan seksual pada perempuan marak dalam lingkungan kerja. Sejak saat itu, banyak dari karyawan meminta sang CEO dipecat atau setidaknya mengundurkan diri.
Baca juga:
Sementara konglomerat di balik franchise Call of Duty konsisten mencapai keuntungan besar saat era Kotick, para karyawan justru merayakan hengkangnya sang CEO daripada masa kejayaan itu.
Ditambah lagi, Microsoft Gaming sudah menjadi pemilik sah Activision Blizzard. Pemain berharap setelah restrukturisasi internal bisa berdampak positif bagi perusahaan.
Post Terkait: