Fakta Unik Sumeru dan Mendiang Archonnya di Genshin Impact

Sashi Agustin, 13 Maret 2023

Fakta Unik Sumeru dan Mendiang Archonnya di Genshin ImpactGame
Banner Ads

GAMEFINITYID, Bekasi – Sumeru adalah kotanya para pelajar dan ilmuan yang terletak di sebelah barat Teyvat. Wilayah Sumeru terdiri dari hutan hujan yang lebat dengan berbagai macam flora dan fauna. Selain hutan hujan, Sumeru pun memiliki wilayah gurun pasir yang luas penuh dengan misteri yang belum terungkap. Gurun yang luas itu seakan menyelimuti Sumeru dari kebenaran tentang Archon mereka dan Pengetahuan Terlarang dari Raja Deshret.

Baca Juga: Cyno: Jenderal Pembangkang dari Akademiya

Keadaan Sumeru Saat Ini

Sumeru

Pada awal perilisan Sumeru, hutan hujan dan gurun pasir terlihat sama luasnya. Namun setelah update terbaru patch 3.4, Genshin merilis Desert of Hadramaveth, membuat wilayah gurun semakin luas. Seperti  sebelumnya, Desert of Hadramaveth memiliki banyak terowongan yang terhubung dengan berbagai reruntuhan zaman dulu.

Selain hutan hujan dan gurunnya yang super luas, Sumeru juga kaya dengan budaya dan ilmu pengetahuannya. Banyak orang-orang yang bermimpi belajar di Akademiya dan menjadi peneliti. Namun untuk masuk dan lulus dari Akademiya bukanlah hal yang bisa dilakukan sembarang orang. Al Haitham, Grand Sage sementara saat ini, bilang bahwa mahasiswa harus menguasai minimal 20 macam bahasa untuk lulus dari Akademiya. Lisa, karakter yang kita temui saat awal main Genshin, ternyata salah satu dari 200 lulusan terbaik!

Sayangnya, masih banyak masalah yang harus diselesaikan bahkan setelah Grand Sage yang lama sudah turun jabatan. Terjadinya diskriminasi teknologi dan ilmu kepada penduduk gurun pasir masih membuat Sumeru jauh dari negara yang sempurna.

Festival-Festival Sakral

Sabzeruz Festival

Sejauh ini, Sumeru punya dua festival utama yang diperlihatkan di dalam Game. Festival ulang tahun Archon, yaitu Festival Sabzerus, dan Festival Utsava yang diselenggarakan Aranara. Festival Sabzeruz adalah festival di Sumeru yang memperingati kelahiran Lesser Lord Kusanali. Festival ini dinamai sesuai nama Dewi Bunga yang telah meninggal, yang pada awalnya merencanakan perayaan tersebut untuk merayakan ulang tahun temannya,  Greater Lord Rukkadevata. Setelah kematian Greater Lord Rukkhadevata, festival tersebut menjadi perayaan ulang tahun Lesser Lord Kusanali.

Tidak banyak informasi tentang Festival Utsava. Festival Utsava dilakukan untuk menyelenggarakan kebahagiaan untuk menghasilkan buah Bija. Di dalam quest Aranyaka, Buah Bija itu digunakan untuk menyembuhkan NPC Rana dari efek samping Withering.

Tiga Dewa Dewi di Masa Lalu

Rukhadevata

Sumeru adalah bangsa yang memuja Lesser Lord Kusanali, Dendro Archon. Tapi, ada Archon lain yang menjaga Sumeru sebelum Kusanali muncul. Nama Archon itu Greater Lord Rukhadevata. Rukkhadevata pernah berteman dengan mendiang Nabu Malikata (Dewi Bunga) dan Raja Deshret (Scarlet King). Tapi karena suatu masalah, akhirnya mereka semua memutuskan untuk berpisah dan hidup dengan cara mereka masing-masing.

Penduduk gurun pasir memiliki pandangan yang berbeda dengan penduduk Kota Sumeru terhadap Rukhadevata. Rukhadevata dianggap sebagai penghianat yang membunuh Scarlet King di masa lalu. Padahal, Rukhadevata adalah penyelamat rakyaat Sumeru karena ia yang membuat hutan hujan yang luas dan melindungi rakyat Sumeru dari “kesalahan” Scarlet King. Kebenaran ini terungkap dalam Quest “King Deshret and the three Magi”.

Update informasi menarik seputar anime, game, lifestyle serta teknologi hanya di Gamefinity. Gamefinity.id juga menyediakan jasa pengisian top up dan voucher game dengan cara yang mudah dan juga terjangkau.

author avatar
Sashi Agustin
Share Artikel:
Banner Ads

Post Terkait: