GAMEFINITY.ID, Jakarta – Jiro Horikoshi, merupakan salah satu karakter Ghibli yang sering disebut paling green flag oleh penggemar. Padahal, dia juga memiliki sisi red flag yang jarang disadari orang-orang, loh! Red flag merupakan tanda bahaya yang tidak hanya menggambarkan perilaku orang saja, tetapi juga banyak hal seperti tempat dan pekerjaan. Lalu, green flag adalah kebalikannya.
Sekilas mengenai Jiro, dia merupakan tokoh utama dari film animasi Ghibli yang disutrdarai Hayao Miyazaki, The Wind Rises. Film ini, menceritakan Jiro yang bertemu dengan Giovani Battista Caproni, insiyur pesawat asal Italia di mimpi. Dari mimpi itu, ia akhirnya bercita-cita untuk menjadi seorang insinyur pesawat. Perihal kisah cintanya, banyak penggemar yang menyebut mirip dengan kisah Habibie dan Ainun.
Berbeda dengan film Ghibli lain yang karakternya murni fiksi, Jiro Horikoshi merupakan karakter asli dunia nyata dengan nama yang sama. Ia merupakan seorang insinyur pesawat Jepang, pada masa Perang Dunia II. Hanya saja, ada beberapa detail yang tentunya hanya karangan, misalnya istri Jiro aslinya tidak tuberkulosis dan ia aslinya tidak merokok. Berikut ini, sisi red flag Jiro
Merokok di Sebelah Istri yang TBC
Diceritakan bahwa istri Jiro Horikoshi, yaitu Nahoko Satomi menderita sakit TBC atau tuberculosis. Ada satu adegan saat Jiro merokok dengan jarak yang sangat dekat, di samping istrnya yang sedang sakit. Padahal pasien penderita TBC lebih rentan terkena dampak negatif dari asap rokok. Jiro pun juga tahu bahwa istrinya sedang sakit parah, tetapi dia tetap merokok.
Tidak Mengajak Istrinya ke Sanatorium
Tingkat penyakit Nahoko tidak lagi ringan, melainkan sudah berat atau akut. Saking parahnya, ia pernah mengalami pendarahan, yaitu hidung dan mulutnya mengeluarkan darah. Karena ingin sembuh dan menikah dengan Jiro, ia akhirnya memberanikan diri untuk melakukakan perawatan di sanatorium. Sanatorium adalah tempat perawatan penyakit jangka panjang, seperti TBC.
Setelah beberapa saat di sana, Nahoko memilih untuk mengunjungi Jiro dan berakhir melakukan pernikahan dadakan yang disaksikan oleh senior sekaligus mentornya, yaitu Kurokawa dan istrinya. Kurokawa, menasehati Jiro, bahwa kalau memang ia mencintai Nahoko, harusnya biarkan dia berada di sanatorium, bukannya malah berada jauh dari perawatan. Namun, Jiro menjawab bahwa ia mengikuti takdir, dalam arti lain ia pasrah bagaimana penyakit istrinya itu kedepannya.
BACA JUGA
Sibuk Bekerja
Sebenarnya, tidak ada yang salah dengan sibuk bekerja, seperti yang disebutkan oleh ayahnya Nahoko, bahwa tugas utama pria adalah bekerja. Namun, Jiro Horikoshi terlalu sibuk padahal, istrinya yang sedang sakit sampai rela jauh dari perwatan medis demi dekat dengannya. Ada adegan saat adiknya yang seorang dokter, yaitu Kayo berkunjunjung.
Kayo memarahi abangnya karena pulang terlalu larut hingga meninggalkan istrinya terlalu lama. Ia berkata, bahwa sebagai seorang dokter, ia sangat paham kondisi Nahoko sebenarnya lebih parah dari yang dipikirkan Jiro. Kayo bertanya bahwa apakah tidak mungkin bagi Nahoko untuk mendapatkan perawatan yang intens. Jiro menjawab bahwa akan sulit bagi dirinyaa untuk menyelesaika proyeknya, apabila ia haus membawa istrinya ke sanatorium, karena jaraknya yang jauh.
Dari sini bisa disimpulkan bahwa terlalu sibuk dengan pekerjaanya. Ia menjadikan istrinya sebagai penyemangat untuk meyelesaikan pekerjaan, tetapi ia sendiri tidak fokus dengan kesehatan istrinya.
Sisi Green Flag
Seperti yang orang-orang sebutkan, Jiro Horikoshi memiliki sifat yang positif atau green flag. Saat masih kecil, ia membantu temannya yang dibuli oleh senior, ia rela bekelaahi demi melindungi orang yang tidak bersalah. Di awal pertemuannya dengan Nahoko, ia dengan sukarela menolong Nahoko dan pelayannya yang terluka saat sedang tejadi gempa bumi di kereta. Hal ini lah yang membuat Nahoko, akhirnya jatuh hati pada Jiro. Ia juga membelikan kue untuk anak-anak yang kelaparan, meskipun akhirnya ditolak.
Jiro juga selalu berterima kasih pada Nahoko yang sudah menemaninya dan membantunya menyelesaikan rancangan pesawat. Ia menyebut bhwa tanpa nahoko, pekerjaanya tidak akan selesai seperti sekarang. Jiro juga meruapakan pria yang setia. Bertahun-tahun tdak bertemu, ia tidak pernah mendekati perempuan lain.
Karakter Jiro Horikoshi tidak seperti tokoh utama kebanyakan, yang sempurna dan tanpa celah. Hayao Miyazaki berhasil menciptakan karakter yang realistsi dan apa adanya. Melalui film ini, ia sekaligus menampilkan bagaimana kondisi sosial budaya, politik, serta ekonomi Jepang pada Perang Dunia II. Film ini cocok untuk kamu tonton, karena bukan hanya ceitanya, tetapi sinematografinya pun juga menakjubkan.
Post Terkait: