Valorant Jadi Game Dengan Bullying Tertinggi

Selena Chan, 19 Desember 2022

Valorant Jadi Game Dengan Bullying TertinggiGame
Banner Ads

GAMEFINITY.ID, JakartaBullying (termasuk di sini ujaran kebencian dan tindakan pelecehan) masih menjadi masalah serius yang kerap dialami oleh pemain game Valorant terutama daring. Berawal dari salah satu pihak baik teman satu tim maupun lawan yang melakukan hal-hal toxic seperti chat tidak pantas, pelecehan, dan sebagainya. Melakukan hal di atas sebenarnya masih dapat diterima di ambang batas normal asalkan tidak terlalu eksplisit yang berakibat tersinggungnya antar kedua belah pihak.

Selama ini Mobile Legend, Genshin Impact, dan sebagainya dianggap sebagai game dengan ujaran kebencian tertinggi. Namun game yang disebutkan tersebut rupanya masih lebih baik dibandingkan dengan kelima game yang akan diulas di sini. Game apakah itu?

Valorant Dan DOTA 2 Menjadi Game Dengan Angka Ujaran Kebencian tertinggi

Dilaporkan dari ADL, sebuah organisasi nirlaba yang fokus pada tindakan ujaran kebencian mencatat bahwa Valorant dan DOTA 2 menyumbang angka tertinggi dalam kasus ujaran kebencian serta pelecehan seksual pada pemain dibawah umur dengan masing-masing presentase 80 % dan 71% diikuti dengan Fortnite, Destiny 2, dan PUBG dengan angka berurutan 66 % dan 65 %.

Valorant gets highest harassment
Valorant duduki puncak ujaran kebencian tertinggi ADL

Baca juga: Apex Legend Larang Pemainnya Tulis Andrew Tate Di Chat

Begitupun pada tindakan pelecehan terhadap pemain dengan rentang umur 10 s/d 17 tahun, kedua game di atas menyumbang angka tertinggi. Pelaku umumnya akan merayu pemain kemudian mengirim foto tidak pantas atau berbicara vulgar yang ditujukan pada pemain dibawah umur yang didominasi oleh perempuan. Remaja laki-laki pun juga tidak luput dari tindakan tak senonoh tersebut.

DOTA 2 yang dikenal dengan sesepuhnya para game MOBA ini cukup menarik untuk dibicarakan, pasalnya dalam dua tahun terakhir ini mengalami kenaikan peringkat yang sebelumnya berada di posisi ketiga menjadi yang kedua. Alasan yang memungkinkan adalah komunitasnya yang masih kurang menerima pemain para pemain baru mengingat DOTA 2 didominasi oleh orang-orang dengan skill yang sangat tinggi atau mumpuni.

Apabila pemain baru tersebut melakukan kesalahan sekali saja mereka akan mendapatkan caci maki yang cukup menyakitkan hati, itu mengapa dibandingkan MOBA penerus seperti League of Legends, Arena of Valor, dan Mobile Legend yang masih kurang toleran dengan hal tersebut.

Berefek Begitu Besar Pada Korban Perundungan

Salah satu komunitas game MOBA mengatakan bahwa memiliki mental kuat apabila bermain game tersebut dan hal itu memanglah benar. Bagi pemain yang easy going mungkin tidak berefek begitu besar apabila dihadapkan dengan chat ujaran kebencian yang diterimanya. Apabila pemain memiliki sifat yang sensitif dan mudah tersinggung ini akan memengaruhi kegiatan mereka di dunia nyata.

author avatar
Selena Chan
Jangan Panggil Aku Suhu, masih pemain baru Add ID yang mau bermitra ML: 331557585 ( Selena X Earl ) Cookie Run: Ovenbreak: FFJNY0536 Kingdom: ZZJDN1852
Share Artikel:
Banner Ads

Post Terkait: