Siap Jadi Cabor Eksebisi di PON, PBESI Bahas Sisi Olahraga dalam Esports

Fajar Arifin, 12 Maret 2021

Siap Jadi Cabor Eksebisi di PON, PBESI Bahas Sisi Olahraga dalam EsportsEsports
Banner Ads

GAMEFINITY.ID, Jakarta – Penyelenggaraan PON 2021 di Papua tidak akan terlalu lama lagi. Setelah ditunda karena pandemi, PON 2021 rencananya akan diselenggarakan Oktober tahun ini. Sejak tahun lalu, esport digadang-gadang akan bisa bergabung sebagai salah satu cabang olahraga (cabor) yang akan dipertandingkan.

Sebagai bagian dari industri game daring, banyak masyarakat awam masih belum memahami sisi olahraga dari esport. Oleh karena itu, Pengurus Besar Esport Indonesia (PBESI) menyelenggarakan webinar bertajuk “Esports: Olahraga atau Bukan?”. Tujuannya agar lebih banyak pihak dapat teredukasi mengenai sisi olahraga dari esport itu sendiri.

Webinar yang diselenggarakan Rabu (10/3) malam melalui Zoom dan Youtube Live Stream. Hadir sebagai pembicara, adalah Benny Moza, Ex-Pro Atlet Esport; Bangen, Esports Team Owner dan Fendy, Ketua Harian ESI Papua. Acara ini dimoderatori oleh Debora Imanuella, sebagai Senior Vice President UniPin Community.

Dengan 10 tahun lebih pengalaman di dunia esport dan mantan juara dunia Point Blank, Benny Moza menyebutkan menjadi pro-player membutuhkan pengorbanan waktu yang besar. Ia menyebutkan bahwa dirinya sampai memerlukan waktu 12 jam sehari untuk berlatih agar bisa mencapai level dunia,

“Ketika ingin menjadi seorang pro-player, itu udah harus mengorbankan satu sisi kehidupan. Karena mengorbankan waktu dan kita belajar di dalam sana. Jadi nggak cuma modal main, terus kita jago, lalu menang. Perjuangan sebelum juaranya itu yang penting.”

Layaknya atlet di olahraga lain, peranan latihan memang sangat krusial. Fendy menambahkan juga bahwa melalui webinar ini, orang tua dapat teredukasi antara beda main game biasa dengan latihan. Karena untuk latihan, menjadi atlet esport, ujung-ujungnya yang ingin diraih adalah sebuah prestasi. Fendy juga menyebutkan bahwa selain teknis permainan game, banyak soft skill yang diperlukan untuk bisa membentuk pro-player yang baik,

“Butuh coaching, bisa dengan sosok seperti Bangpen atau Benny untuk bisa menjadi role model bagi mereka (teman-teman di Papua). Terutama di bagian attitude.”

Meskipun berbeda dari olahraga konvensional seperti sepak bola dan bola basket, Bangpen juga menekankan sumber pertumbuhan esport yang berakar dari komunitas. Sehingga menurutnya, keseluruhan ekosistem perlu dijaga. Termasuk dalam memelihara talenta-talenta di daerah-daerah di Indonesia, yang tidak boleh tertitik di satu daerah saja. Apalagi dengan adanya kebutuhan teknologi yang besar dalam elemen esport, dukungan infrastruktur teknologi akan berpengaruh besar dalam mendorong komunitas di berbagai wilayah untuk bertumbuh.

Oleh karena itu juga, menurut Fandy, panitia PON 2021 telah mempersiapkan banyak hal untuk dapat mengakomodir pertandingan eksibisi esports di Papua. Fendy juga telah membocorkan sedikit beberapa game yang akan dipertandingkan seperti DOTA 2, Mobile Legend, Free Fire dan PES. Ia memastikan walaupun cabang olahraga ini nantinya tidak akan mendapat medali, tapi esport akan diperlakukan sama dengan cabor-cabor lain yang memperebutkan medali.

author avatar
Fajar Arifin

Fajar Arifin a.k.a Wa Brontok, bapac yang aktif bermain gim asal anak dan istri sudah tidur ini masih tetap setia bekerja di industri gim sejak tahun 2015. Di Gamefinity, Fajar berperan sebagai tukang ketik yang menyajikan informasi seputar gim dan Esports. Kalau kamu suka konten dari Fajar, yuk sawer dia melalui link berikut saweria.co/gamefinity

Share Artikel:
Banner Ads

Post Terkait: