Dari Tencent Hingga Ubisoft, Lirik Developer Game Indonesia

Fajar Arifin, 27 Agustus 2019

Dari Tencent Hingga Ubisoft, Lirik Developer Game IndonesiaGame
Banner Ads

GAMEFINITY.ID, Jakarta – Setelah sukses merambah pasar Amerika lewat gelaran Game Connection America (GCA) 2019 Maret lalu, sepuluh perusahaan game Indonesia akhirnya merambah pasar Eropa lewat Gamescom 2019 yang digelar di Cologne, Jerman tanggal 20-24 Agustus 2019. Sepuluh perusahaan game tersebut adalah Agate International, MassHive Media, Megaxus Infotech, Wawa Games, Ozysoft Studio, Touchten Games, IESPL, Komodoz, Plexus & Oray Studios dan Everidea Interactive.

Keikutsertaan delegasi Indonesia di Gamescom 2019 ini merupakan kelanjutan dari program Archipelageek yang diinisiasi oleh Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (BEKRAF) dan Asosiasi Game Indonesia (AGI). Archipelageek merupakan program yang bertujuan membantu pelaku industri kreatif khususnya di subsektor aplikasi dan pengembang permainan untuk unjuk gigi di pasar global dan mendapatkan rekan bisnis potensial.

Dengan status sebagai event game terbesar di Eropa, Gamescom 2019 tentu menjadi gerbang terbaik untuk menyasar pasar Eropa. Setiap tahunnya, Gamescom dihadiri oleh lebih dari 350.000 pengunjung dari seluruh dunia serta lebih dari 30.000 rekan bisnis potensial yang diharapkan bisa membantu game Indonesia untuk lebih dikenal di pasar Eropa. Tahun 2018 kemarin Gamescom 2018 tercatat dihadiri lebih dari 370.000 pengunjung dan 1.037 eksibitor dari seluruh dunia. Gelaran Gamescom 2019 sendiri terdiri dari 11 Hall, dimana paviliun Indonesia sendiri menempati salah satu area dalam Hall 3. Hall 3 ini merupakan hall yang menjadi “pusat” paviliun dunia, karena selain Indonesia Hall ini ditempati oleh beberapa delegasi negara lain dari seluruh dunia seperti Italia, Inggris, Korea, China dan Singapura.

“Saya sangat senang sekali dengan kehadiran para enterpreneur muda Indonesia dalam Gamescom 2019 ini,” ungkap Duta Besar Indonesia untuk Jerman Arif Havas Oegroseno saat mengunjungi paviliun Indonesia. “Saya harapkan kehadirannya bisa diperluas lagi lebih dari 10 delegasi tahun depan dan bisa menjadi partner country dari Gamescom 2019. Sehingga profil Indonesia di industri game bisa semakin terlihat di mata dunia. Sudah waktunya Indonesia dikenal sebagai negara pengekspor talenta-talenta hebat di industri game,” lanjutnya.

400++ Pertemuan bisnis dengan potensi USD12 Juta Karena paviliun Indonesia berada di area Business to Business (B2B), maka aktivitas utama dari paviliun adalah mempertemukan delegasi Indonesia dengan calon rekan bisnis potensial mereka. Dalam sehari penyelenggaraan Gamescom 2019 (yang digelar pukul 09.00 sampai 18.00 waktu setempat), rata-rata setiap delegasi melakukan minimal 10 kali pertemuan bisnis. Artinya jika dijumlah, dalam sehari ada lebih dari 100 pertemuan bisnis yang terjadi di paviliun Indonesia.

Bukan cuma itu, beberapa delegasi juga sesekali melakukan pertemuan bisnis di booth calon rekan bisnis mereka. Jika dalam sehari pertemuan bisnis di paviliun Indonesia atau di Koelnmesse (venue acara) dirasa kurang, beberapa delegasi juga masih melakukan pertemuan lanjutan dengan mengikuti event-event networking yang digelar di kota Cologne.

Baru dua hari penyelenggaraan, pertemuan bisnis di Gamescom 2019 ini sudah mencatatkan potensi bisnis mencapai USD12.312.000 atau sekitar Rp178 miliar. Potensi bisnis ini bentuknya bermacam-macam, mulai dari game publishing, outsourcing service hingga co-development partner yang siap dieksplorasi lebih lanjut sepulang dari Gamescom 2019.

Dari Tencent hingga Ubisoft nyatakan ketertarikan terhadap game Indonesia

Dengan status sebagai event game terbesar di dunia, Gamescom 2019 dihadiri oleh banyak perusahaan-perusahaan game papan atas dunia. Beberapa dari perusahaan game besar dunia tersebut pun mengunjungi paviliun Indonesia dan bertemu dengan delegasi. Pertemuan ini ada yang sudah direncanakan sebelumnya melalui aplikasi MeetToMatch yang disediakan penyelenggara, ada juga dari pengunjung yang tertarik untuk diskusi setelah melihat beberapa hasil karya developer Indonesia yang terpampang di sekeliling paviliun.

Dalam dua hari, tercatat ada beberapa perusaahan game top dunia yang berdiskusi dan menyatakan ketertarikan terhadap game buatan Indonesia seperti Tencent (publisher PUBG Mobile), 505 Games (publisher dari No Man’s Sky), Platinum Games (developer dari Bayonetta dan Metal Gear Rising: Revengeance), Ubisoft (developer dari Assassin’s Creed dan Watch Dogs), Square Enix (developer dari Final Fantasy dan Kingdom Hearts), dan Electronic Arts/EA (developer dari Need For Speed dan FIFA).

Beberapa dari mereka menyatakan ketertarikan untuk mengembangkan judul game baru. Ada juga yang juga tertarik untuk menjadi publishing partner dari game Indonesia untuk menuju pasar global. Dengan banyaknya nama-nama besar yang menyatakan ketertarikan terhadap game Indonesia, tentu kita berharap ke depan bakal semakin banyak game Indonesia yang mendunia dan bisa meramaikan berbagai macam platform game mulai dari mobile, PC hingga konsol.

Gerbang esports menuju pasar global

Bukan cuma untuk developer dan publisher game, Gamescom 2019 juga memberikan dampak yang positif untuk ekosistem game secara keseluruhan, termasuk esports. Kehadiran beberapa perusahaan besar di bidang esports mulai dari game esports, penyelenggara, talent hingga platform dan layanan streaming internasional bisa menjadi pintu gerbang bagi esports Indonesia untuk menjamah pasar global. Sehingga diharapkan nantinya, atlet esports Indonesia bisa memiliki jenjang karir yang jelas, bukan cuma di dalam negeri melainkan hingga ke tingkat dunia.

Toge Productions umumkan publisher untuk game barunya

Di Gamescom 2019 ini pula datang kabar gembira dari Toge Productions. Studio asal Tangerang ini mengumumkan kerja samanya dengan Modern Wolf, publisher baru yang berasal dari Inggris. Modern Wolf akan menjadi publisher dari salah satu game terbaru Toge Productions, Necronator: Dead Wrong yang rencananya akan dirilis juga pada akhir tahun 2019 ini.

Toge Productions sendiri hadir di Gamescom 2019 dengan membawa game Coffee Talk. Berbeda dengan partisipan lainnya, Coffee Talk tidak berada di paviliun Indonesia, melainkan di Indie Arena. Selain Toge Productions, salah satu developer papan atas Indonesia lainnya, Digital Happiness juga ikut unjuk gigi dengan membawa demo DreadOut 2 juga di Indie Arena.

“Saya sudah memainkan game-game Toge Productions sejak sepuluh tahun lalu dan Saya sangat mencintai game pertama yang mereka buat untuk platform Flash,” ungkap Fernando Rizo, CEO dari Modern Wolf.

“Selama beberapa bulan terakhir, Saya dan Kris Antoni (CEO dari Toge Productions) sudah bekerja sama dengan baik dan kami sangat antusias bahwa game buatan Toge Productions, Necronator: Dead Wrong akan menjadi game pertama yang akan dipublikasikan oleh Modern Wolf. Kami yakin game ini akan sukses besar di seluruh dunia dan Saya berharap bisa terus mempublikasikan game-game Toge selanjutnya dalam jangka waktu yang panjang ke depan. Ini hanya permulaan saja,” lanjutnya.

Gamescom 2019 merupakan partisipasi perdana dari Archilpelageek di event game Eropa ini setelah tiga tahun berturut-turut (tahun 2017-2019) berpartisipasi di SXSW, dua tahun berturut-turut (tahun 2018 dan 2019) berpartisipasi di Game Connection America serta dua tahun berturut-turut (tahun 2017 dan 2018) mengikuti Tokyo Game Show.

author avatar
Fajar Arifin

Fajar Arifin a.k.a Wa Brontok, bapac yang aktif bermain gim asal anak dan istri sudah tidur ini masih tetap setia bekerja di industri gim sejak tahun 2015. Di Gamefinity, Fajar berperan sebagai tukang ketik yang menyajikan informasi seputar gim dan Esports. Kalau kamu suka konten dari Fajar, yuk sawer dia melalui link berikut saweria.co/gamefinity

Share Artikel:
Banner Ads

Post Terkait: