Loot Box FIFA Dianggap Judi, Belanda Denda EA Rp8,6 Miliar Per Pekan

Thomas Rizal, 30 Oktober 2020

Loot Box FIFA Dianggap Judi, Belanda Denda EA Rp8,6 Miliar Per PekanGame
Banner Ads

GAMEFINITY.ID, Jakarta – Otoritas Gaming Belanda diizinkan untuk mendenda Electronic Arts sebesar €500.000 atau sekitar Rp8,6 miliar per pekan lantaran menjual paket konten loot box dalam FIFA Ultimate Team (FUT). Pakte konten game tersebut dianggap melanggar aturan perjudian. Keputusan itu disetujui oleh pengadilan Den Haag pada hari Kamis (29/10/2020) setelah sengketa hukum yang panjang antara Otoritas Gaming dan EA.

Menurut NU.nl, penerbit FIFA berpendapat konten paket FUT-nya hanya memiliki nilai di dalam game itu sendiri, karena tidak dapat diubah menjadi uang. Dengan demikian hal itu dianggap bukanlah perjudian. Namun, hakim menolak keberatan EA pada dan memerintahkan jika perusahaan ingin menghindari denda mingguan, maka EA perlu menonaktifkan loot box-nya dalam waktu tiga minggu.

Seperti dikutip GAMEFINITY.ID dari Eurogamer, Country Manager Benelux EA, Dirk Scholing mengatakan perusahaan akan mengajukan banding atas keputusan tersebut.

“Gamers di seluruh dunia telah menikmati FIFA dan mode FIFA Ultimate Team selama bertahun-tahun. Karena itu kami kecewa dengan keputusan ini dan memikirkan dampaknya pada komunitas game kami di Belanda. Kami tidak percaya bahwa produk dan layanan kami melanggar undang-undang perjudian dengan cara apa pun. Kami mengajukan banding atas keputusan ini dan kami berusaha untuk menghindari situasi yang memengaruhi pengalaman dan kenyamanan para pengguna FIFA Ultimate Team di Belanda.”

“Electronic Arts sangat berkomitmen untuk permainan yang positif. Kami berusaha memberikan pilihan, keadilan, nilai dan kesenangan bagi semua pemain kami di semua game kami. Kami tetap terbuka untuk berdiskusi dengan Otoritas Perjudian Belanda dan pemangku kepentingan lainnya untuk memahami dan mencari solusi guna mengatasi masalah apa pun.”

Mekanisme loot box Ultimate Team telah menghadapi kritik dalam beberapa tahun terakhir karena dianggap sebagai perjudian. Pembeli tidak mengetahui apa yang akan didapatkan dari pembelian konten dan sering kali isi dari pembelian tidak sesuai ekspektasi dari gamers. Dikutip dari BBC, seorang mahasiswa di Inggris, Jonathan Peniket mengaku telah menghabiskan uang kuliahnya hanya untuk membeli loot box Ultimate Team.

Beberapa negara Eropa telah mengklasifikasikan loot box sebagai perjudian, dimana ketiga platform konsol game diminta untuk memperkenalkan kebijakan yang mengharuskan game mengungkap peluang dari loot box. House of Lords Inggris menyarankan pemerintah Inggris untuk membuat undang-undang terkait penjualan loot box dan melarangnya untuk dijual kepada anak-anak.

Sementara di Amerika Serikat, belum ada konsensus hukum di AS tentang apakah fitur loot box merupakan perjudian. Namun, pemberi peringkat game ESRB mulai menandai game yang memiliki fitur pembelian acak dalam game seperti loot box atau gacha mechanics.

author avatar
Thomas Rizal
Update terus isu-isu terkini di GAMEFINITY.ID!
Share Artikel:
Banner Ads

Post Terkait: