Review The Bonfire Forsaken Lands

Alit Putra, 20 April 2021

Review The Bonfire Forsaken LandsReview Game
Banner Ads

GAMEFINITY.ID, Denpasar – Dua hari yang lalu saya membuat preview dari The Bonfire: Forsaken Lands, dan pada artikel ini saya akan melakukan review the bonfire forsaken lands

Bagi yang malas membaca atau tidak punya waktu untuk membaca

Dengan harga yang diberikan termasuk sangat murah (setidaknya di regional Indonesia) cukup layak dibeli, tapi ini game bugnya banyak, repetitive, optimalisasi tidak terlalu bagus. Penulis menilai game ini 5.5/10 (buruk).

Gameplay

Game ini bertipe RPG Survival, dimana kalian diharuskan untuk bertahan selama mungkin atau bisa dikatakan hingga kalian mengalahkan bos utamanya. Kalian disini akan memanajemen para pengembara untuk melakukan tugasnya masing-masing seperti ada yang untuk mencari kayu, jadi prajurit, penjaga, dan lain sebagainya. Di game ini juga kalian harus memanajemen bahan-bahan seperti kayu, besi, kulit, makanan untuk membangun bangunan, membuat alat-alat, dan tentu saja untuk makan para pekerja kalian.

Sejujurnya tidak ada yang spesial dari gameplaynya, termasuk biasa aja. Cuma, menerut penulis ada rasa kurang dari gameplaynya. Misal, kita tidak bisa sesuka hati memberikan istirahat/tidur ke pekerja yang kelelahan ataupun memberi makan sebanyak atau semau kita ke suatu pekerja, jadi di awal bermain akan sedikit kebingungan dalam memanajemen energi (istirahat dan makan) pekerja.

Disamping itu, saya menemukan celah digame ini. Dimana jika kalian beberapa menit sebelum pergantian jam malam dan siang kalian bisa mengganti pekerja siang kalian ke pekerja malam kalian dan tiba tiba energi langsung balik lagi (istirahat cukup, makan cukup). Sehingga kalian tidak perlu menunggu jam siang lagi agar energi pekerja kalian balik.

Grafis yang okay

Karena ini termasuk 2D Platformer sehingga saya rasa grafis dimilikinya termasuk cukup, dengan artstyle minimalist landscape (yang penulis suka) membuat nilai lebih dari game ini walaupun sebenarnya menurut penulis tidak ada yg mencirikhas dari artstyle game ini. Penulis tidak bisa bilang grafis dari game ini memukau, namun tidak bisa juga bilang jelek, Cukup lah.

Astaga, Ini Sound Design Gimana?

Jelek. Maaf, separah itukah? ya!. Yang paling tidak saya suka adalah antara volume secara overal kecil tiba-tiba saja suara teriakan gembira dari pekerja yang ketika telah mengalahkan monster terdengar sangat keras dan suara teriakannya pun kurang “kedalamannya” atau bisa dibilang terlalu “buatan” suranya, kurang natural seandainya saja ada tombol untuk mematikan suara teriakan ini sudah pasti suara ini penulis matikan!.

Lalu secara overal kualitas music background, sound effect sentuhan, kurang rapih menurut penulis. Yang paling buruk nya, tidak ada opsi in-game untuk memperbesar atau memperkecil suara entah itu sound effect sentuhan, background music, ataupun suara teriakan pekerja tersebut. Dengan artstyle yang dibawa dan genre yang dibawa, sudah pasti sound effect di game ini sangat penting, dan sayangnya eksekusi mereka kurang bagus, dan secara overal jelek.

Bug Disana dan Disini

Seandainya game ini masih early access munkin saya tidak akan menilai terlalu keras game ini dari segi bug dan kestabilannya. Tapi sayang tidak, penulis mencoba kontak salah satu developer untuk menanyakan apakah game ini masih di kembangkan atau tidak namun belum dijawab. Berikut list bug yang penulis temui:

  • Pertama, tombol kembali di submenu pekerja tidak bekerja, sejujurnya ini sangat menjengkelkan dikarenakan untuk balik ke submenu sebelumnya penulis harus ke menu lainnya (bukan sub menu).
  • Kedua, Tombol Mute (sound effect ataupun background music) tidak bekerja. Tombul mute ini berada di resume game.
  • Ketiga menu 30FPS dan 60FPS tidak bekerja juga, tetap saja di lock di 30FPS (setidaknya di Xiaomi Redmi Note 5 Pro).
  • Keempat, tulisan terkadang keluar dari area tombol dan terkadang menjadi sulit dibaca.
  • Kelima, bukan bug sebenarnya ini tapi optimalisasi game ini termasuk buruk. Karena apa yang ada di tampilkan di layar tidak sekompleks dari game lain, sebut saja PUBGM ataupun Alto’s Oddesey.

Yang membuat nilai yang saya berikan untuk game ini anjlok ya sebagian besar dikarenakan bug ini. Bahkan beberapa bug tersebut bisa dikatakan sangat menyebalkan dan mengganggu ketika bermain!.

Story?

Tidak terlalu layak untuk ditulis, bahkan bisa saja saya anggap tidak ada story di game ini dikarenakan terlalu biasa saja. Begini, Kalian datang ke suatu tanah tanpa penghuni, membuat koloni, lalu pergi kesuatu tempat (penulis tidak ingin spoiler ini), lawan bos, selesa.

Kesimpulan

Menurut saya game ini masih layak untuk dibeli dikarenakan harganya, dan game ini lebih cocok untuk dimainkan bagi yang punya waktu luang yang sedikit (sekitar 10 menit) dan mengisi waktu luang tersebut dengan bermain game mobile, maka game ini cocok bagi mereka.

Bagi mereka yang mengharapkan bermain game ini layaknya game survival yang propper dan cerita yang menarik, kalian agak kecewa disini. Dikarenakan terlalu repetitive ditambah bug yang ada yang membuat memperburuk keadaan. oh dan mode Hardcorenya merupakan sentuhan yang manis.

author avatar
Alit Putra
Hanya orang biasa yang suka sama gaming, enthusiast PC, dan fan berat sama seri Sherlock Holmes.
Share Artikel:
Banner Ads

Post Terkait: