Nvidia Dituntut atas Ambisi Teknologi AI-nya

Zeinal Wujud, 16 Maret 2024

Nvidia Dituntut atas Ambisi Teknologi AI-nyaTeknologi
Banner Ads

GAMEFINITY.ID, Jakarta – Nvidia dituntut atas dugaan pelanggaran hak cipta platform kecerdasan buatan mereka, NeMo. Gugatan hukum ini menjadi hambatan bagi Nvidia untuk sepenuhnya merealisasikan ambisi kecerdasan buatan mereka yang telah mendorong saham mereka ke puncak yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Fokus Nvidia Dituntut atas Kecerdasan Buatan

Perusahaan teknologi ini telah berupaya untuk tetap berada di garis depan revolusi kecerdasan buatan dengan berbagai cara.

Sebagian besar upaya penelitian dan pengembangan terbaru mereka difokuskan pada memproduksi dan mengoptimalkan perangkat keras untuk aplikasi pembelajaran mesin.

Di sisi lain, perusahaan juga berusaha untuk berinovasi di sisi perangkat lunak. Seperti yang ditunjukkan oleh tingkat adopsi teknologi seperti solusi DLSS Nvidia untuk peningkatan resolusi dan (pada versi 3.5) pembangkitan frame.

NeMo: Teknologi Generatif Nvidia Dituntut Melanggar Hak Cipta

Nvidia Dituntut atas NeMo

Pendorong utama kecerdasan buatan mereka yang sedang berlangsung juga telah diperluas ke kecerdasan buatan generatif beberapa tahun yang lalu.

Penawaran utama perusahaan di bidang ini adalah NeMo, sebuah kerangka kerja awan dari awal hingga akhir untuk membangun dan menerapkan model kecerdasan buatan generatif mirip dengan ChatGPT.

Baca juga:

Solusi ini sekarang menjadi target tuntutan hukum atas yang dimulai oleh sejumlah novelis. Seperti yang dilaporkan oleh Reuters, para penulis Abdi Nazemian, Brian Keene, dan Stewart O’Nan mengklaim bahwa karya-karya mereka merupakan bagian dari set data pelatihan NeMo.

Data tersebut dimaksudkan untuk membantu mengajarkan cara mensimulasikan tulisan manusia.

Karena karya-karya mereka diklaim telah dimasukkan dalam data pelatihan tanpa izin mereka, para novelis menuduh pelanggaran hak cipta oleh Nvidia.

 Dampak dan Implikasi Hukum

Set data yang menjadi pusat tuntutan hukum ini dilaporkan terdiri dari lebih dari 196.000 buku pada Oktober 2023. Ketika data tersebut dihapus setelah adanya keluhan oleh pemegang hak cipta.

Para penggugat menuntut ganti rugi atas penggunaan karya mereka tanpa lisensi untuk tujuan komersial, meskipun sejauh mana target kompensasi mereka belum jelas.

Secara mendasar, tuntutan hukum yang baru diajukan ini mirip dengan tuntutan hukum yang diajukan oleh George RR Martin dan banyak penulis lainnya terhadap OpenAI pada September 2023.

Kedua kasus melibatkan para kreator yang mengklaim bahwa penggunaan karya mereka untuk melatih model kecerdasan buatan generatif merupakan penggunaan komersial, yang membutuhkan izin eksplisit di bawah DMCA.

Meta dan Microsoft, yang merupakan salah satu investor OpenAI, telah menjadi target tuntutan hukum serupa dalam beberapa tahun terakhir.

Pengadilan di Amerika Serikat belum menetapkan preseden khusus ketika menyangkut kecerdasan buatan generatif yang mengkhususkan diri dalam menulis.

Baca juga:

Namun, para kreator sudah berhasil meraih kemenangan pada Agustus 2023, ketika pengadilan AS memutuskan bahwa seni yang dihasilkan oleh kecerdasan buatan tidak dapat dilindungi hak cipta.

Karena model yang digunakan untuk membuatnya dilatih dengan bahan yang sudah dilindungi hak cipta.

Meskipun hal yang sama secara teknis berlaku untuk seniman manusia dan semua seni pada akhirnya adalah turunan.

Akar masalahnya adalah bahwa model kecerdasan buatan generatif dapat mengingat dan mereproduksi data pelatihan mereka dengan akurasi yang sempurna.

Sehingga membingungkan perbedaan antara karya yang direkayasa ulang dan karya yang diplagiat.

Ikuti akun resmi GAMEFINITY di Facebook, Instagram dan TikTok untuk mendapatkan informasi terupdate.

GAMEFINITY.ID menyediakan jasa pengisian top up dan voucher game dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.

author avatar
Zeinal Wujud
If you have any questions, please ask somebody else!
Share Artikel:
Banner Ads

Post Terkait: