Kebanyakan Internetan Berdampak Pada Kesehatan Mental?

Zeinal Wujud, 5 Desember 2023

Kebanyakan Internetan Berdampak Pada Kesehatan Mental?Game
Banner Ads

GAMEFINITY.ID, Jakarta – Jangan maen hape terus!”, “Gara-gara kebanyakan internetan tuh!” Kalimat yang sering kita dengar sehari-hari dari beberapa orang tua. Mereka mengkambing hitamkan gadget atau internet sebagai penyebab utama kita sakit atau stres.

Ditemukan fakta dalam salah satu studi terbesar tentang kesehatan mental dan penggunaan internet. Oxford Internet Institute menyatakan bahwa tidak ada bukti kuat yang menghubungkan internet dengan kerusakan psikologis.

Profesor Andrew Przybylski dan Matti Vuorre menganalisis data dari dua juta orang berusia 15 hingga 89 tahun di 168 negara. Menemukan bahwa dalam dua dekade terakhir konektivitas online yang meningkat, hanya ada pergeseran kecil dalam kesehatan mental global.

Baca juga:

Menolak Mitos Bahaya Internetan Berlebihan

Internetan jadi kambing hitam orang tua

Temuan ini mengejutkan, menolak bahaya yang selama ini kita kaitkan dengan penggunaan media sosial yang berlebihan. Namun, studi ini sendiri mengakui bahwa temuannya kurang memadai. Hal ini karena para peneliti tidak memiliki akses ke data dari platform-platform itu sendiri.

Sebuah laporan yang sangat diperbincangkan yang bocor oleh whistleblower Frances Haugen menunjukkan bahwa Instagram memperburuk masalah citra tubuh pada satu dari tiga remaja perempuan.

“Remaja menyalahkan Instagram atas peningkatan tingkat kecemasan dan depresi,” demikian bunyi satu slide internal dari studi yang bocor tersebut. “Reaksi ini muncul tanpa dorongan dan konsisten di semua kelompok.”

Namun, bahkan pada saat Haugen membocorkan studi tentang Instagram dan masalah tubuh remaja perempuan, Profesor Przybylski dari Oxford meragukan keabsahan studi tersebut.

“Banyak dari hasil ini tidak akan lulus sebagai tesis sarjana,” ujarnya kepada Business Insider, mengomentari metodologi di balik laporan yang bocor ini, yang menggunakan kelompok fokus, survei, dan wawancara dengan pengguna.

Keterbatasan Studi dan Panggilan untuk Kerjasama

Studi Oxford mengakui kelemahan ini, bahkan menggunakan abstraknya untuk mengajukan “panggilan untuk peningkatan upaya kolaboratif antara ilmuwan independen dan sektor teknologi internet.”

Dengan kata lain, para peneliti tidak dapat sepenuhnya memahami hubungan antara penggunaan media sosial dan kesehatan mental tanpa kerjasama dari platform-platform sosial.

Namun, mengapa platform ini akan menyetujui diri mereka sendiri untuk terlibat dalam skandal mungkin?

Baca juga:

Tantangan Transparansi dan Dampak Hukum – Bahaya Internetan

Mark Zuckerberg
Sumber XinhuaBarcroft

Sejak skandal Cambridge Analytica pada tahun 2018, Meta menjadi lebih berhati-hati dengan cara memberikan akses ke API penelitian.

Pada bulan ini, Meta membuka API penelitian akademis baru dalam akses awal, yang berbagi beberapa data waktu nyata tentang bagaimana orang menggunakan Facebook.

Namun, pada awalnya, API ini hanya membagikan data berbasis teks, sehingga tidak mungkin untuk melakukan studi tentang posting multimedia, yang membentuk sebagian besar platform. Tentu saja, ini juga berarti Instagram tidak dapat dibahas, setidaknya untuk saat ini.

Internetan dan Kesehatan Mental

Meskipun penggunaan internet meningkat di seluruh dunia, media sosial tidak secara inheren merupakan hal buruk. Dalam beberapa kasus, terhubung dengan orang-orang yang memiliki minat serupa dari seluruh dunia dapat menjadi suatu keuntungan bagi kesehatan mental.

Hal ini terutama berlaku untuk remaja LGBTQ, seperti yang ditemukan oleh The Trevor Project. Menurut penelitian lembaga pencegahan bunuh diri tersebut, 53% dari kaum muda LGBTQ kulit berwarna mengatakan merasa aman dan dipahami di TikTok.

Baca juga:

Tantangan dan Harapan untuk Masa Depan

Studi Oxford sendiri tidak berhasil mencapai kesimpulan yang kuat. Dalam paragraf terakhirnya, studi tersebut menyatakan, “Penelitian mengenai efek teknologi internet terhenti karena data yang paling dibutuhkan dengan mendesak dikumpulkan dan disimpan di balik pintu tertutup oleh perusahaan teknologi dan platform online.

Sampai data ini dapat dianalisis secara transparan untuk kebaikan publik, potensi dampak buruk dari Internet dan lingkungan digital lainnya akan tetap tidak diketahui.”

Jadi, bisakah kita benar-benar menyimpulkan bahwa internet tidak mempengaruhi kesehatan mental kita? Mungkin tidak.

Dengan tantangan transparansi dan keterbatasan akses terhadap data, pertanyaan ini tetap menjadi misteri yang belum terpecahkan. Sambil menunggu kolaborasi yang lebih erat antara peneliti independen dan sektor teknologi internet.

Baca juga:

Demikian pembahasan Kebanyakan Internetan Berdampak Pada Kesehatan Mental?. Ikuti akun resmi Gamefinity di Facebook, Instagram dan TikTok untuk mendapatkan informasi terupdate. Gamefinity.id menyediakan jasa pengisian top up dan voucher game dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.

author avatar
Zeinal Wujud
If you have any questions, please ask somebody else!
Share Artikel:
Banner Ads

Post Terkait: